Tuesday, December 06, 2005

Malem minggu yang pannnnnnnnjangggggggggg........

Hari sabtu itu seperti biasa aku melakukan aktivitas rutin. Sebenarnya agak males juga untuk bangun karena sabtu adalah hari libur. Pagi harinya aku ngaji di Masjid UI, kayaknya agak terlambat karena memang aku mandinya agak siang karena nyapunya agak siang karena bangunnya agak siang karena malemnya lembur di kantor.

Agak nggak enak juga kalo aku terlambat dateng ngaji karena aku yg sms kawan2 untuk datang pada pukul 8.30 tetapi pada kenyataannya aku tiba pukul 09.00. Untunglah dijalanan aku berpapasan dengan pria berkumis yaitu Wiwit. Bersama wiwit akhirnya kami menuju MUI.
Ternyata benar Pak Gun dah dateng sama beberapa temenku.

Acara ngaji tidak terlalu lama karena Pak Gun harus ada acara. Sebenarnya Pak Gun ada acara yg bersamaan dengan halaqoh kami, namun beliau telah minta izin untuk datang lebih siang. Alhamdulillah... sebenarnya acara ngaji ini merupakan juga sarana untuk merefresh keimanan.
Ehh bukan kalau hanya merefresh mah nanti ndak ada peningkatan. Liqo juga sarana mengimprove keimanan. (kata Pak Gun)

Stelah ngaji selesai saatnya istirahat sebentar dan dilanjutkan dengan acara makan siang. Abis makan siang dilanjutkan dengan solat zuhur. Sebenarnya ada acara lagi setelah solat zuhur yaitu main bola di rerumputan samping BNI dekat FKM. Tetapi si ronal baligh dan si obeng juga udah baligh. Ketika sampe disana ternyata panas bangetzz .... dicancel aja dah mainnya...

Oiya.. sebenranya nanti sore aku ada acara lain yaitu berkunjung ke Sunter. Aku ingin bertemu dengan seorang teman dari teman yang nantinya akan menjadi teman. Dia bernama Meisa.. Namanya MeiSa katanya adalah singkatan karena ia dilahirkan di bulan Mei dan pada hari Sabtu. Pertemuan ini juga prakarsa dari Aulia yg kini sebut namanya dengan sebutan adek. Adekku ini mengenalkan aku dengan Meisa teman kantornya. Karena nggak jadi main bola aku balik ke rumah dan tidur siang... lumayan buat istirahat dan mengumpulkan tenaga untuk perjalanan sore nanti.

Ketika menjelang ashar aku lalu mandi dan bergegas solat dan bersiap untuk berangkat ke Sunter.. Aku agak lupa dan akhirnya ingat kembali bahwa aku harus naik kereta dan turun di Stasiun Sawah Besar. Dengan menyebut nama-Nya dan bertawakal terhadap apa yang akan terjadi maka aku melangkahkan kakiku menuju Sunter.

Aku sudah hampir sampai Stasiun Tanjung Barat, namun saat kulihat keretanya sudah melaju meninggalkan stasiun tersebut dan aku harus menunggu kereta selanjutnya. Setelah menunggu berapa saat akhirnya keretapun datang. Di kereta aku bisa agak santai karena kini akau mulai terbiasa naik kereta walau belum bisa disebut Anker karena aku adalah seorang biker.

Sebenarnya aku agak mengejar waktu juga karena pada jam lima adalah waktu dimana karyawan termasuk Aulia dan temannya akan pulang. Setelah sampe di Stasiun Sawah Besar aku melanjutkan perjalanan dengan ojek. Aku agak bingung karena tukang ojek banyak yg berebut agak aku menjadi customernya. Dan tanpa berfikir panjang aku langsung memilih salah satu tukang ojek dan melaju untuk menuju Danau Sunter Selatan. Jalan yang ditempuh tukang ojek ini agak beda dengan yg dulu pada saat pengelanaan aku sebelumnya. Tetapi langkah tukang ojek ini begitu pasti dan aku yakin dia sudah berpengalaman. Dengan kecepatan penuh akhirnya aku sampai di tempat tujuan. Aku segera menunggu di sebuah warung dan memesan segelas teh hangat manis untuk meredakan dahagaku. Waktu menunjukkan jam 16:45 dan aku menghubungi Aulia bahwa aku sudah sampai di kantornya. Sambil menunggu waktu aku membaca buku " Sistem2 dalam Islam" yang ada di dalam tasku.

Akhirnya tiba pukul 17:00 , itu aulia dan dia memperkenalkan temannya kepadaku. Karena aulia akan segera naik bis jemputan maka ia bersegera menuju bis jemputan yg segera melaju. Oiya aulia juga memperkenalkan seorang mbak manis yang bernama Risti yg merupakan 'temannya' galih. Wah ditinggal neh... memang aulia sudah berpesan kepadaku agar aku mengantar Meisa pulang. Ya gpp aku ingin banyak mengenal orang dan juga ingin tahu lebih banyak tentang ibukota ini.

Aku akhirnya mengantar Mei pulang. Mei gadis yg baik, dia bergegas pulang dan tidak keluyuran kemana-mana. Menurutnya dia harus izin dulu kepada orang tuanya apabila ingin main dan harus pulang lebih dahulu. Sambil menerobos jalan untuk pulang aku terus berbincang-bincang. Mei ternyata adalah lulusan Aliyah. Dia kini bekerja sebagai operator telepon di perusahaan tersebut. Akhirnya kami naik angkot untuk menuju rumah mei.
Saat aku menanyakan berapa ongkosnya Mei hanya bilang gratis. Perjalanan angkot pun dilanjutkan dengan naik Metro mini dan saat aku kembali menanyakan berapa ongkosnya, Mei hanya menjawab bahwa ia yg akan membayarnya karena ia menganggap bahwa aku adalah tamu. Mei gadis yg sederhana, ia mengatakan agar aku jangan kaget saat di rumahnya dia karena rumahnya masih berantakan. Akhirnya aku sampai di rumah Mei, disana ada ibunya dan adiknya, akupun berkenalan dengan mereka. Mei adalah anaj sulung dari 6 bersaudara. Keluarganya hidup dengan sederhana karena Ayahnya hanya burug serabutan yang bekerja hanya jika ada panggilan. Ibunya juga tidak bekerja. Kini mei harus menjadi tulang punggung keluarga. Ia bercerita bahwa gajinya masih dibawah UMR. Aku menjadi prihatin. Gaji UMR aja pasti belum cukup untuk menghidupi 5 orang apalagi kalau dibawah UMR? Tetapi aku yakin bahwa rezeki di tangan Allah. Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang pasti memberikan yang terbaik pada hamba-Nya yang taat kepada-Nya. Setelah berbicara panjang lebar .. aku akhirnya pamit menjelang terdengarnya adzan Magrib. Aku mengatakan kepada Mei bahwa aku ingin menjadi sahabatnya. Mei pun mengatakan bahwa ia ingin 'bersaudara' denganku.
Setelah berpamitan aku akhirnya menuju mushola yg tidak jauh dari rumah Mei.

Setelah mengerjakan salat magrib dan sunnah aku lalu kembali untuk pulang.
Wah aku harus cepat pulang...
jangan terlambat sampai di rumah...
Aku harus cepat pulang..
Tak bisa menikmati malam ini..
(Disadur dari sebuah lirik lagu)

Karena daerah rumah Mei belum pernah aku kunjungi sebelumnya, aku jadi agak bingung..
harus naik apa untuk pulang ke rumah. Oiya tadi aku naik bis jurusan Pulo Gadung - Tanjung Priok. Aku mau naik bis itu lagi.. Karena dalam ingatanku dan feelingku bis itu menuju Tj Priok aku naik saja. Aku berusaha menikmati perjalanan. Memang aku lihat ada perbedaan antara penumpang bis di Utara dengan Selatan. Di Utara lebih terlihat garang dan ganas dibandingkan dengan selatan dan juga beberapa terminal dijadikan markas para preman untu mencari mangsa.

Aku baru sadar bahwa bis yang kau tumpangi bukan menuju Tj Priok tetapi menuju Pulo Gadung. Heheheh 2 terminal ini sama2 ganas dan tidak terjangkau nih.. maklum jarang main jauh2... Ternyata ada sesuatu yg diluar dugaan. Bis yg aku tumpangi ternyata tidak sampai Pulo Gadung dan menurunkan penumpangnya di tengah jalan. Wah ini khan pasar.. terminalnya mana yah? Ketika bertanya pada seorang kakek2 maka aku sadar bahwa ini masih jauh.. dan harus nyambung lagi untuk sampai di terminal Pulo Gadung. Sambil menelusuri pasar dan sampai dimana sudah tidak macet lagi, aku naik bis yang sama untuk menuju Pola Gadung.
Setelah beberapa saat akhirnya aku sampai..

Kini bagaimana caranya untuk menuju rumah.. wah disana ada Patas AC jurusan blok-M. Aku akhirnya naik bis AC untuk menuju blok-M. Di Blok-M banyak bis yang menuju Pasar Minggu dan terminalnya lebih rapi. Di dalam bis AC aku duduk sendiri 2 bangku di belakang supir.
Sejauh ini so far so good deh nggak ada yg aneh2 dan musiknya pun asyik bisa menghilangkan rasa sepi.

Tiba2 ada sepasang muda-mudi yang ingin duduk disampingku. Sang wanita duduk di pojok dan sang pria duduk disampingku. Ada laki2 lain yg duduk dan dia duduk di samping depanku. Ternyata laki2 lain itu bertanya kepada kondektur seolah-olah dia salah naik bisa. Dengan agak marah bis berhenti dan laki2 itupun turun. Setelah laki2 turun, pria disampingku pun berkata bahwa orang yang turun itu adalah copet. Akhirnya kamipun mengobrol panjang lebar. Dia menceritakan bahwa dia sudah menikah dan gadis yg disampingnya sebenarnya adalah isterinya. Dia menikah setelah mendapatkan pesangon dari kerja sebelumnya. Dan kini ia menganggur karena kerjanya nerpindah tempat dan seandainya di terima gajinyapun hanya sekitar 600 ribuan. Dulu dia menikah pada usia yg cukup muda dimana kini anaknya sudah 1 tahun. Isterinya memang cantik dan dia memang ganteng (mirip ariel peterpan) dan kini isterinya bekerja sebagai SPG. Karena tau disana daerah rawan maka ia menjemput isterinya pulang kerja. Bener memang buktinya kalau dia tidak pindah ke sampingku mungkin ia sudah kena dirampok oleh lelaki itu. Aku mengagumi pola fikirnya yg tak kenal putus asa, ia yakin bahwa rezeki ada di tangan Allah maka ia akan berusaha terus agar kebutuhan keluarganya dapat tercukupi. Dia juga mempunyai teman lulusan UI yg katanya sih jadi sopir juga. Wah ternyata pemdidikan tinggi bukanlah jaminan. Ia juga menceritakan bahwa jangan takut untuk menikah!!! Hayooo.... yang pengangguran nikah,,, yang gajinya UMR juga lalu Anda?

Akhirnya bus sampai di terminal Blok-M aku langsung nyambung S75 untuk menuju Pasar Minggu. Di Pasar Minggu aku melihat ada dagangan yg murah. Kaos yg cukup bagus dijual dengan harga 10.000 rupiah. Aku akhirnya membeli 5 buah dan salah satunya aku berikan kepada ibuku sebagai kado ulang tahunnya. Sekitar jam 10.30 malem aku sampai dirumah.
Wuhhh laperrrr,,,, aku makan mie goreng yg tadi aku beli di jalan.. solat dan tidur.............

 Blognya Indonesian Muslim BloggerE