Main bola kok seperti itu ya?
Baru2 ini Jakarta kembali ramai dengan kedatangan sporter sepakbola dari berbagai daerah. Masing2 berambisi agar tim kesayangannya dapat menang dan menjadi juara Liga Djarum.
Dari waktu ke waktu sangat disayangkan bahwa kedewasaan para pemain dan juga penonton sepakbola di negeri ini belum ada kemajuan. Mungkin secara teknis ada kemajuan tetapi secara etika/moral belum terlihat adanya perbaikan.
Sebuah permainan di dunia ini adalah bagian dari sebuah permainan besar yaitu kehidupan di dunia. Setiap permainan pasti ada yang menang ada yang kalah dan memang itu yang dicari dan membuat permainan itu menjadi menarik. Coba Anda bayangkan suatu permainan yang menghasilkan hasil akhir draw.. sungguh tidak menarik..
Dalam permainan bola terlebih lagi ditambah bentuk bola yang bundar (apa bulat?) maka dalam beberapa menit bahkan dalam hitungan detik, suatu tim yang tadinya tersenyum aakn berubah menjadi menangis/marah2/bahkan membakar yang bisa dibakar. Jika mereka ingin mengapa tidak menggunakan bola kotak saja? Agar ketika mereka sudah menang maka tidak akan pernah kalah.
Ibukota adalah percontohan dari daerah2. Cobalah lihat mereka yang menamakan dirinya The Jack.. hehehehe.. apakah mereka pantas untuk membakar senayan,mobil,lampu2 dan lain2. apakah itu milik nenek moyang mereka? atau mereka sadar berapa kerugian negara (termasuk mereka sendiri) dengan tindakan yang bisa dibilang anarkhis dan tidak berperibinatangan tersebut. Yang jelas kalau sudah emosi segala sesuatu pasti terjadi.. terlebih-lebih jika tidak adanya sifat saling memiliki. Mengapa mereka mendukung yang kalah? Mengapa mereka tidak mendukung kebenaran? Mengapa ibukota menjadi banyak sampah? Wah2 nggak boleh emosi nehhh.. nanti nggak ada bedanya antara artikel ini dengan sifat-sifat diatas.
Maka perlunya penyadaran bahwa permainan adalah permainan :
Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu." (QS Al Hadiid [57]: 20)
Ya Allah, ampuni andaikata hati kami terhijab oleh dunia, sombong dengan titipan-Mu, dan kikir menafkahkan harta-Mu. Jangan biarkan dunia ini memperbudak dan menghinakan kami. Muliakan diri kami dengan hati yang ikhlas, dengan kecintaan dan kerinduan kepada-Mu dan Rasul-Mu.
( KH Abdullah Gymnastiar)
1 Comments:
Best regards from NY! » » »
Post a Comment
<< Home